Saturday, 14 November 2020 07:49 WIB
Oleh: Syahidah Sari | Mahasiswa Program Paskasarjana UNHAS
Sektor pertanian memiliki peran penting dalam meningkatkan perekonomian nasional dan daerah. Demikian pentingnya sehingga pemerintah menjadikan pembangunan pertanian sebagai prioritas utamanya. Pemerintah melalui Kementerian Pertanian menetapkan target dan sasaran indikator keberhasilan serta upaya-upaya untuk mencapainya sehingga hasilnya dapat terukur. Sektor pertanian mempunyai peran langsung dan tidak langsung dalam perekonomian nasional. Peran langsung sektor pertanian adalah melalui pembentukan PDB, penyediaan sumber devisa melalui ekspor, penyediaan pangan dan bahan baku industri, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan perbaikan pendapatan masyarakat. Di sisi lain, peran tidak langsung sektor pertanian adalah melalui efek pengganda (multiplier effect) berupa keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi.
Keberhasilan pembangunan sektor pertanian juga terkait dengan kinerja perekonomian secara global, domestik dan program-program sektor lainnya. Mempertimbangkan kebijakan makroekonomi adalah hal penting dalam menentukan target dan kebijakan sektor pertanian sehingga diperlukan suatu analisis mengenai keadaan historis, status terkini, kecenderungan yang terjadi, dan prospek indikator makro sektor pertanian dengan memperhatikan perubahan ekonomi, sosial budaya, kelembagaan dan teknologi. Pencapaian pembangunan pertanian dapat dilihat dari Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan Juli 2020 mengalami kenaikan yang cukup tajam. Bahkan, angkanya hingga 100,09 atau naik 0,49 persen jika dibanding dengan NTP sebelumnya. Kenaikan ini terjadi lantaran Indeks Harga yang Diterima Petani (It) naik sebesar 0,47 persen
Di sisi lain, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, harga gabah dan beras di penggilingan juga mengalami perkembangan bagus. Angka ini terlihat dari 1.629 transaksi penjualan gabah di 28 provinsi selama Juli 2020. Tercatat, transaksi gabah kering panen (GKP) mencapai 60,28 persen, gabah kering giling (GKG) 20,81 persen, dan gabah luar kualitas 18,91 persen. Dengan demikian, selama Juli 2020 rata-rata harga GKP di tingkat petani mencapai Rp 4.788 per kilogram. Naik sebesar 1,44 persen di tingkat penggilingan sebesar Rp 4883 per kilogram atau naik 1,32 persen dibandingkan harga gabah kualitas yang sama pada bulan sebelumnya.
Keberhasilan pembangunan pertanian sangat ditentukan penggunaan benih dan teknologi. Karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) didorong berkolaborasi dengan perguruan tinggi untuk menggunakan seluruh kekuatannya menemukan hasil riset baru, varietas-varietas baru, dan cara-cara bertani baru untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi usaha tani. Dengan teknologi dan inovasi terbaru, pertanian bisa lebih efektif dan efisien, bahkan didorong untuk menopang kebutuhan pangan, ekspor, dan industri pertanian yang terus bergerak maju, walaupun pada pemerintahan Jokowi-Ma’ruf 2019-2024 dihadapkan pada tantangan besar, yakni pandemi covid-19, kebijakan dan program pembangunan pertanian mampu menorehkan capaian gemilang
Bahkan, sektor pertanian menjadi sektor penyelamat perekonomian nasional karena pertumbuhannya terhadap PDB kuatal II 2020 sangat tinggi, di tengah PDB nasional dan sektor lainya justru turun Padahal, hampir semua negara di dunia merasakan begitu hebatnya dampak pandemi covid-19 terhadap ketahanan pangan. Bahkan, sampai muncul isu akan terjadinya krisis pangan akibat terbatasnya aktivitas produksi dan distribusi karena adanya pembatasan sosial. Namun demikian, tidak berpengaruh terhadap penyediaan pangan di Indonesia
Sektor pertanian menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional. Ini ditunjukkan dari data hasil pencapaian pada tahun 2019 sampai 2020 yang mengalami peningkatan yang luar biasa, terutama peningkatan untuk produk domestik bruto (PDB). “Kontribusi PDB tahun 2019 12,09 persen, saat ini dimasa covid naik menjadi 15,01 persen. Khusus subsektor tanaman pangan, naik 21,63 persen menjadi 25,82 persen pada tahun 2020. Kalau dibandingkan dengan sektor lain, sektor pertanian dapat menjadi penyelamat bagi pembangunan nasional
Pertama, kebijakan dan program yang dijalankan Menteri SYL berhasil menggenjot produksi 11 komoditas pangan strategis. Berdasarkan data Kementan-BPS tentang perkiraan ketersediaan pangan pokok nasional, ketersediaan 11 komoditas pangan nasional hingga akhir 2020 untuk beras diperkirakan tersedia 7,1 juta ton, jagung 2,6 juta ton, bawang merah 26.826 ton, bawang putih 192.808 ton, cabai besar 16.791 ton, cabai rawit 38.128 ton, daging sapi atau kerbau 242.360, daging ayam 282.140, gula pasir 1,5 juta ton dan minyak goreng tersedia 7,3 juta ton. Kedua, BPS mencatat inflasi pada Mei 2020 berada pada posisi rendah yakni angka 0,07%. Kesiapan pemerintah dalam mengantisipasi permintaan pangan untuk Hari Raya Idul Fitri menjadi kunci penentu penurunan inflasi tersebut. Ketiga, di masa pandemi covid-19 pun sektor pertanian mampu meningkatkan daya beli petani. BPS mencatat Nilai Tukar Pertani (NTP) pada subsektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,27% atau 96,66 pada Mei 2020.
Pencapaian pembangunan pada PDB sektor pertanian menjadi penyumbang tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2020 yang mengalami penurunan sebesar 4,19 persen (Q to Q) dan secara year on year (yoy) turun 5,32 persen. PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada kuartal-II 2020 (q to q) dan bahkan secara yoy, sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19 persen. pertumbuhan positif sektor pertanian khususnya subsektor tanaman pangan selain karena pergeseran musim tanam, namun patut diapresiasi juga disebabkan karena di tengah pandemi covid 19 pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus bekerja bersama petani.
Di tengah pandemi, Kementan terus gencar memberikan bantuan dan pendampingan sehingga aktivitas pertanian terus memberikan kontribusi terhadap ekonomi nasional karena produksi pangan tidak ada masalah. Sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang sebenarnya tidak terdampak oleh pandemi Corona. Hal ini tentu juga ditopang oleh keberpihakan pemerintah yang terus menyalurkan bantuan dan pendampingan kepada petani. Upaya peningkatan produksi terus dilakukan Kementerian Pertanian, salah satunya saat ini ada fasilitas KUR. Petani tidak lagi dimanjakan dengan bantuan, tapi sudah mengarah ke sesuatu yang mandiri, Oleh karena itu, Bustanul mengatakan tingginya kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi Kuartal-II 2020 ini karena produktivitas pertanian khususnya tanaman pangan yang membaik sehingga walaupun hadirnya pandemi covid 19 tidak memberikan dampak buruk pada sektor pertanian. Apalagi, orientasinya tidak hanya pada produksi namun juga pemerintah terus mendorong peningkatan ekspor pertanian. pemerintah sangat memahami dampak pandemi covid-19 pada tatanan pembangunan pertanian, terutama terhadap petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian. Pertumbuhan PDB subsektor tanaman pangan 9,23 persen ini merupakan tertinggi selama tiga tahun terakhir, juga karena pergesetan musim dan sekaligus menunjukkan pangan Indonesiaa kuat disaat pandemi covid19. Kementerian Pertanian terus berupaya untuk menjalankan program dan kebijakan berorientasi pada kesejahteraan petani khususnya di masa panen harga yang diterima petani selalu di pantau. Dengan meningkatnya indikator-indikator ekonomi utama di atas menunjukkan bahwa program dan kebijakan terobosan pembangunan pertanian yang dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pertanian selama ini sudah tepat karena terbukti mampu memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat perdesaan secara nyata, tidak hanya sebatas peningkatan produksi.
You must login to comment...
Be the first comment...