Kamis, 05 September 2024 11:01 WIB
PanganNews.id Jakarta, - (Bagian Kedua)
oleh drh. Pudjiatmoko, Ph.D Anggota Komite Teknis Kesehatan Hewan, BSN
Pengenalan pendekatan one health
One Health, atau Satu Kesehatan, adalah cara untuk merancang dan melaksanakan program, kebijakan, dan penelitian dengan melibatkan berbagai sektor yang bekerja sama. Tujuannya adalah untuk mencapai hasil kesehatan masyarakat yang lebih baik. Pendekatan ini mendorong komunikasi dan kolaborasi antara sektor-sektor seperti kesehatan manusia, kesehatan hewan, dan lingkungan, sehingga kita bisa menangani masalah kesehatan secara lebih efektif.
Pendekatan One Health dianggap oleh para ahli sebagai cara terbaik untuk mencegah pandemi di masa depan. Ini adalah pendekatan terpadu yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan secara berkelanjutan. One Health mengakui bahwa kesehatan manusia, hewan peliharaan, hewan liar, tumbuhan, dan lingkungan saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain. Dengan memahami hubungan erat ini, kita dapat lebih baik mencegah dan mengatasi penyakit yang dapat menyebar antara hewan dan manusia.
Perlu diketahui bahwa 75% penyakit baru pada manusia adalah penyakit zoonosis. Kemunculan penyakit menular baru dipengaruhi oleh tiga faktor utama: perilaku, ekologi, dan biologi. Faktor perilaku meliputi konsumsi daging hewan liar, produksi dan pemasaran hewan, interaksi antara hewan dan manusia, serta dampak globalisasi. Faktor ekologi mencakup perubahan penggunaan lahan, perubahan iklim, ekstraksi sumber daya alam, pembangunan ekonomi, dan migrasi. Sedangkan faktor biologi meliputi perubahan genetik dan karakteristik inang.
Apa saja masalah umum One Health?
Masalah yang terkait dengan pendekatan One Health mencakup berbagai isu kesehatan yang mempengaruhi manusia, hewan, dan lingkungan. Ini termasuk penyakit zoonosis yang baru muncul atau kembali, penyakit tropis yang kurang mendapat perhatian, penyakit yang ditularkan oleh vektor seperti nyamuk, serta masalah seperti resistensi terhadap antibiotik, keamanan pangan, dan ketahanan pangan. Selain itu, masalah seperti kontaminasi lingkungan, perubahan iklim, dan ancaman kesehatan lainnya juga menjadi bagian dari pendekatan One Health.
Kita menghadapi beberapa masalah kesehatan yang penting, antara lain:
Keterkaitan kesehatan manusia, hewan dan lingkungan
Populasi manusia terus berkembang ke wilayah baru, sehingga semakin banyak orang yang hidup dekat dengan hewan liar maupun hewan peliharaan, termasuk ternak. Hewan memiliki peran penting dalam kehidupan kita, seperti sebagai sumber makanan, mata pencaharian, alat transportasi, olahraga, pendidikan, atau bahkan teman. Namun, kedekatan ini juga meningkatkan peluang bagi penyakit untuk berpindah antara hewan dan manusia.
Bumi mengalami perubahan iklim dan perubahan penggunaan lahan, seperti penebangan hutan dan praktik pertanian yang intensif. Perubahan ini mengganggu lingkungan dan habitat, menciptakan peluang bagi penyakit untuk berpindah ke hewan. Selain itu, peningkatan perjalanan dan perdagangan internasional menyebabkan manusia, hewan, dan produk hewan berpindah lebih cepat, sehingga penyakit dapat menyebar dengan cepat ke berbagai negara di seluruh dunia.
Perubahan lingkungan dan pola hidup telah menyebabkan penyebaran penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang bisa menular antara hewan dan manusia. Penyakit ini bisa berupa yang sudah ada sejak lama atau yang baru muncul. Setiap tahun, jutaan orang dan hewan di seluruh dunia terkena dampak penyakit zoonosis ini.
Hewan, seperti halnya manusia, bisa jatuh sakit karena penyakit dan ancaman dari lingkungan. Karena itu, penyakit yang muncul pada hewan kadang-kadang bisa menjadi tanda awal bahwa penyakit tersebut juga bisa menyerang manusia. Misalnya, burung-burung sering kali mati terlebih dahulu karena virus Flu Burung sebelum virus tersebut menular dan menyebabkan penyakit pada manusia di daerah yang sama.
Pencegahan dan Pengendalian PMHSZ menggunakan Pendekatan One Health
Pendekatan One Health atau Satu Kesehatan memahami bahwa kesehatan manusia, hewan peliharaan, hewan liar, tumbuhan, dan lingkungan saling terkait dan bergantung satu sama lain. Pendekatan ini sebenarnya bukan hal baru, tetapi semakin penting dalam beberapa tahun terakhir. Perubahan dalam interaksi antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan kita telah membuat pendekatan ini semakin relevan. Perlu diketahui bahwa 75% penyakit baru pada manusia berasal dari penyakit yang awalnya menyerang hewan, atau disebut zoonosis.
Pendekatan One Health digunakan untuk mengatasi masalah penyakit menular yang baru muncul. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, One Health adalah pendekatan terpadu yang bertujuan untuk menjaga keseimbangan dan mengoptimalkan hubungan antara manusia, hewan, dan lingkungan. Pendekatan ini mengakui pentingnya kesehatan hewan peliharaan, hewan liar, tumbuhan, dan lingkungan secara keseluruhan. Beberapa penyakit menular yang telah atau sedang ditangani dengan pendekatan One Health antara lain rabies, antraks, dan flu burung.
Pentingnya pendekatan One Health
Pentingnya pendekatan One Health di Indonesia sangat besar. One Health telah diakui dan diadopsi melalui berbagai peraturan penting yang melibatkan banyak kementerian dan lembaga, seperti Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Misalnya, Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2019 dan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Nomor 7 Tahun 2022 menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperkuat kemampuan negara dalam mencegah, mendeteksi, dan merespons wabah penyakit, termasuk pandemi global. Selain itu, Rencana Aksi Nasional Ketahanan Kesehatan 2020-2024 juga merupakan langkah penting untuk mengintegrasikan pendekatan One Health dalam sistem kesehatan Indonesia.
Pendekatan One Health telah diakui secara luas sebagai cara yang efektif untuk menangani masalah kesehatan yang kompleks di titik pertemuan antara manusia, hewan, dan lingkungan. Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan telah mulai menerapkan pendekatan ini dengan melibatkan para ahli dari berbagai bidang. Kolaborasi lintas sektor ini memungkinkan pemantauan dan pengendalian ancaman kesehatan secara lebih terintegrasi, seperti penyakit zoonosis dan masalah kesehatan lingkungan, serta memberikan wawasan penting tentang bagaimana penyakit menyebar di antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.
Keberhasilan intervensi kesehatan hewan, yang merupakan bagian penting dari pendekatan One Health, sangat bergantung pada kerja sama yang erat antara para profesional di bidang kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Dokter, perawat, epidemiolog, dokter hewan, ahli ekologi, dan berbagai ahli lainnya harus bekerja bersama secara sinergis. Selain itu, peran penting juga dimainkan oleh penegak hukum, pembuat kebijakan, sektor pertanian, masyarakat, dan pemilik hewan peliharaan. Dengan mendorong komunikasi dan koordinasi lintas sektor, pendekatan One Health dapat mencegah wabah penyakit yang berasal dari hewan, meningkatkan ketahanan pangan, mengurangi resistensi antimikroba, melindungi keamanan kesehatan global, dan mendukung konservasi keanekaragaman hayati. Pada akhirnya, pendekatan ini dapat memberikan hasil kesehatan terbaik bagi manusia, hewan, dan lingkungan dalam satu ekosistem yang saling terkait.
Keberhasilan pendekatan One Health pada wabah flu burung
Penerapan pendekatan One Health pada wabah flu burung di Indonesia telah menunjukkan keberhasilan nyata dalam menangani masalah kesehatan yang kompleks melalui kerja sama lintas sektor. Dengan kolaborasi erat antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, serta organisasi internasional seperti WOAH, FAO, dan WHO, Indonesia berhasil membangun sistem yang efektif untuk memantau, mengendalikan, dan mengatasi wabah flu burung. Salah satu pencapaian terbesarnya adalah peningkatan kapasitas diagnostik di laboratorium manusia dan hewan, yang memungkinkan deteksi dini dan penanganan cepat, sehingga dapat mencegah penyebaran penyakit secara lebih luas.
Pendekatan One Health juga telah mendukung program vaksinasi massal pada unggas, yang berhasil mengurangi jumlah hewan yang terinfeksi dan menekan risiko penularan flu burung ke manusia. Edukasi masyarakat yang intensif mengenai kebersihan dan praktik peternakan yang baik telah mengubah perilaku masyarakat, menjadikannya lebih waspada dan proaktif dalam mencegah penyebaran flu burung. Selain itu, pengembangan sistem pemantauan dan pelaporan yang terintegrasi telah memperkuat kemampuan Indonesia untuk merespons wabah baru dengan cepat dan efektif.
Keberhasilan ini juga tercermin dalam pencapaian produksi vaksin flu burung dalam negeri dan pengembangan IVM Online, sebuah sistem yang memantau sifat antigenik dan genetik virus flu burung. Sistem ini mendukung program kompartementalisasi peternakan ayam yang diakui oleh WOAH, sehingga membuka peluang ekspor unggas dan produk unggas ke berbagai negara seperti Timor Leste, Myanmar, Singapura, dan Jepang. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa dengan pendekatan yang tepat dan kolaborasi yang kuat, tantangan kesehatan global seperti flu burung dapat ditangani dengan efektif, membawa dampak positif bagi kesehatan masyarakat dan perekonomian nasional.(*/Adv)
You must login to comment...
Be the first comment...