Friday, 27 September 2024 21:29 WIB
PanganNews.id - Oleh: Ade Mujhiyat
(Pegawai Negeri Sipil di Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian RI)
Air adalah komponen penting dalam pertanian. Air menjadi penunjang keberhasilan produksi dalam budidaya pertanian. Untuk mengatasi kekurangan air di lahan pertanian, kegiatan pompanisasi menjadi salah satu solusi tepat yang bisa dilakukan.
Pompanisasi bertujuan untuk mencukupi kebutuhan air irigasi pada lahan kering, yang mengalami kekurangan air pada musim kemarau. Dengan adanya pompanisasi, diharapkan terjadi peningkatan produksi pertanian, peningkatan pendapatan petani dan kesejahteraan petani.
Menurut Mentan Amran pompanisasi ialah mengambil air sungai yang dialirkan langsung ke persawahan kering. Melalui program tersebut, persoalan pengairan area persawahan ditengah ancaman kemarau dan El Nino 2024 diharapkan dapat teratasi. Dengan demikian aktivitas bertani akan lebih mudah dan cepat melakukan olah tanah dan tanam.
Pompanisasi merupakan solusi bagi penanganan lahan yang membutuhkan kepastian stabilitas pengairan di sepanjang tahun. Mengapa menjadi pertimbangan penting? Realitasnya kita menyadari betul bahwa mencetak sawah baru bukan perkara yang mudah sebab membutuhkan waktu lama dan biaya yang cukup besar.
Melalui penyerahan bantuan pompa ke berbagai daerah, diharapkan setidaknya dapat menjaga produktivitas pertanian dan tentunya diarahkan mendorong peningkatan produksi komoditas. Salah satunya dengan memaksimalkan potensi lahan yang ada.
Program pompanisasi akan difokuskan di Pulau Jawa, dengan pertimbangan rentang kendali yang dekat serta 70 persen produksi berada di pulau ini. Untuk di Pulau Jawa, Kementan merancang minimal target 500.000 hektar. Selain itu, terdapat 70 persen produksi di Jawa. Namun, Kementan juga sudah menargetkan 500.000 hektar untuk luar Pulau Jawa.
Pompanisasi di Jawa Tengah
Keseriusan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman terhadap program pompanisasi ditunjukkan dengan turun langsung ke lapangan disetiap lokasi target kegiatan. Pada tanggal 21-22 Maret 2024 Mentan Amran melakukan kunjungan kerja ke Semarang Propinsi Jawa Tengah.
Tahap awal, ditargetkan lima ribu pompa didistribusikan ke berbagai daerah di Jawa Tengah. Utamanya pada agroekosistem sawah tandah hujan, dengan penggunaan pompa, diharapkan dapat memanfaatkan sungai sebagai sumber air. Tidak sebatas sisi pemanfaatan, optimalisasi pompa untuk karakter lahan tersebut sebagai upaya menjamin pengairan lahan sawah dengan indeks pertanaman (IP) satu. Bahkan diharapkan dapat mendorong peningkatan IP menjadi dua atau tiga.
Di Jawa Tengah sendiri ada sekitar 300.000 hektar (ha) lahan yang IP satu. Jika diangkat IP nya menjadi dua kali saja, maka akan dapat memproduksi 5 ton. Itu artinya Jawa Tengah dapat memberikan tambahan sebanyak 1.000.000 (ton gabah). Dan sekiranya dengan peningkatan jumlah produksi juga diharapkan akan berdampak pada peningkatan pendapatan petani.
Dalam kesempatan Apel Siaga Brigade Alsintan tanggal 23 April 2024 Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyerahkan bantuan sekitar 10 ribu pompa air untuk petani di Jawa Tengah. Secara keseluruhan, total nilai bantuan alat dan mesin pertanian untuk provinsi Jawa Tengah mencapai Rp. 500 miliar hingga Rp. 600 miliar.
Sementara itu, upaya peningkatan produksi pangan di Jawa Tengah juga dikuatkan melalui gelontoran bantuan 10.000 alat mesin pertanian (alsintan) dan pupuk dari Kementerian Pertanian RI. Bantuan 10.000 alsintan itu terdiri atas pompa air, cultivator, hand sprayer, rice transplanter, traktor, dan rehab jaringan irigasi.
Sebagai provinsi penyangga ketahanan pangan nasional, pada 2023 produksi panen padi di Jawa Tengah, berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jawa Tengah mencapai 9,08 juta ton gabah kering giling (GKG). Jumlah itu setara dengan 5,22 ton beras. Perkiraan produksi sampai dengan April 2024 sebesar 3.534.046 ton. Pemerintah Provinsi Jateng optimis dapat melanjutkan tren kenaikan produksi beras pada tahun 2024. Apalagi Jateng memiliki potensi Sawah tadah hujan selus 267.720 hektare dengan sawah IP 100 yang dapat memproduksi 9,08 juta ton.
Pompanisasi di Jawa Barat
Dalam kesempatan yang berbeda Menteri Pertanian Amran Sulaiman juga mendatangi lahan sawah di kawasan Cibogo Subang Jawa Barat, guna mendukung dan menggenjot produksi padi nasional. Tepatnya di Desa Sumur Barang Kecamatan Cibogo Kabupaten Subang Jawa Barat
Pompanisasi dan pipanisasi yang dipantau oleh Mentan Amran dilakukan dengan menyedot air dari Sungai Cipunagara untuk mengairi ratusan hektare sawah di lokasi tersebut. Dalam satu kali sedotan selama 1 jam, air yang terambil bisa mengairi sekitar 40 hektare.
Andi Amran Sulaiman juga meninjau langsung pompanisasi di areal pesawahan Desa Marongge, Kecamatan Tomo. Ada dua titik Pompanisasi yang dikunjungi untuk dua poktan di Desa Marongge, yakni Potan Gumilang seluas 25 hektar sawah, dan Poktan Tunas Harapan seluas 26,7 hektar.
Mentan juga mengecek langsung pompanisasi di Sumedang yang sudah berjalan dengan baik. Menurut Mentan, pompanisasi di Sumedang merupakan contoh pompanisasi terbaik yang dikunjungi. Ia minta kepada seluruh jajaran Kementan agar pemasangan pompa di Sumedang menjadi contoh di seluruh Indonesia.
Menurut Plh Pj Bupati Sumedang Tuti bahwa Areal sawah di Desa Marongge merupakan sawah tadah hujan yang hanya bisa panen satu kali selama setahun. Dengan pompanisasi dari Sungai Cilutung diharapkan bisa panen tiga sampai empat kali dalam setahun. Pompanisasi dari Sungai Cilutung bisa mengalirkan air 20 liter per detik untuk mengairi 51,6 hektare sawah di Desa Marongge. Dengan pompanisasi ini diharapkan bisa panen menjadi empat kali dalam setahun.
Pompanisasi di Jawa Timur
Sementara itu dalam kunjungannya di Jawa Timur, Mentan Amran menyampaikan komitmennya dalam mendukung upaya peningkatan produksi pertanian di Jawa Timur. Sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional, Provinsi Jawa Timur memiliki kurang lebih 380.000 hektar tadah hujan. Mentan optimistis jika sistem pompanisasi mampu memaksimalkan penanaman di 300 ribu hektare lahan yang dimaksud, maka Jawa Timur dipastikan dapat menutupi 50 persen kebutuhan beras nasional yang beberapa tahun belakangan ini dipenuhi dari impor.
Sebagaimana dengan daerah lainnya, Jawa Timur mendapat bantuan pompa sebanyak 3.700 unit disertai juga bantuan alat mesin pertanian lainnya. Adapun total nilai untuk bantuan alsintan mencapai Rp. 200 miliar yang diserah terimakan kepada petani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di 21 kota/kab se Provinsi Jawa Timur.
Melalui penyerahan bantuan pompa tersebut, diharapkan petani di Jawa Timur dapat meningkatkan produktivitas pertanian mereka dan memaksimalkan potensi lahan yang ada. Langkah ini sejalan dengan visi Kementerian Pertanian untuk mencapai ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Pada kunjungan kerjanya yang lain, Mentan Amran melaksanakan 2 agenda utama di 2 lokasi berbeda yaitu di Kabupaten Bangkalan dan Kota Surabaya. Kab. Bangkalan sendiri memiliki potensi produksi pertanian hingga 40 ribu ton. Sedangkan gambaran luas lahan sawah di Bangkalan mencapai 29.540 hektare dengan rincian sawah tadah hujan 21.491 hektare, sawah irigasi sebesar 8.049 dan tegal mencapai 62.618 hektare. Sementara jumlah Irigasi dan Perpompaan (Irpom) di Madura mencapai 326 unit.
Bangkalan diharapkan bisa maju menjadi daerah pertanian masa depan yang bisa mendukung Indonesia mewujudkan lumbung pangan dunia. Kondisi Bangkalan sangat membutuhkan Alsintan pompanisasi, karena potensi tadah hujan yang luas. Bangkalan pun sudah inisiasi 3 kali panen. Dengan bantuan pompanisasi diharapkan lebih menggenjot panen 3 kali.
Komitmen Peningkatan Produksi Pertanian
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) telah memaksimalkan gerakan pompanisasi, sebagai komitmen untuk meningkatkan produksi pertanian. Gerakan tersebut dinilai paling efektif untuk pengairan sawah tadah hujan di musim kemarau. Pompanisasi berfungsi untuk mengaktifkan sawah-sawah tadah hujan pada masa musim tanam kedua. Sementara selama ini sawah tadah hujan di musim tanam dua tidak bisa tanam.
Pompanisasi diharapkan dapat membantu semua petani agar tetap bisa melakukan produksi. Maka ketersediaan air merupakan salah satu faktor penting yang perlu dijaga agar proses produksi pangan bisa terus dilakukan. Karena hidup dan matinya suatu bangsa tergantung pada persoalan pangan.
Kementerian Pertanian akan terus melakukan intervensi pompanisasi untuk percepatan tanam, untuk meningkatkan ketersediaan air irigasi, percepatan olah tanah dan tanam untuk meningkatkan produksi pangan. Kementan mendorong petani agar memanfaatkan sumber-sumber air untuk percepatan tanam.
Semoga ikhtiar program pompanisasi yang gulirkan Kementerian Pertanian secara masif menjadi solusi yang jitu untuk meningkatkan produksi pertanian dan kesejahteraan petani. Pompanisasi adalah salah satu wujud komitmen menjaga kesinambungan pembangunan pertanian di negeri ini. Sehingga pada akhirnya nanti Indonesia dapat mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan dan menjadi lumbung pangan dunia. Pertanian Indonesia pun semakin cemerlang dan gemilang. Insya Allah…
(*/Adv)
Sunday, 03 November 2024 16:18 WIB
Sunday, 03 November 2024 09:00 WIB
Sunday, 03 November 2024 08:31 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...