Kekeringan Mengancam Pertanian Padi di Jembrana Bali

Pers Pangannews

Saturday, 26 October 2024 09:36 WIB

news
Ilustrasi kekeringan. (Foto : dok. Ditjen Tanaman Pangan Kementan)

Pangannews.id - Beberapa titik lokasi areal tanam padi di Kabupaten Jembrana, Bali, berpotensi mengalami dampak kekeringan akibat cuaca ekstrem yang masih berlangsung. Daerah yang teridentifikasi berisiko meliputi Kecamatan Melaya, Negara, dan Pekutatan.

Kekhawatiran ini muncul seiring dengan belum adanya tanda-tanda kelanjutan musim hujan. Para petani di kawasan tersebut diimbau untuk mengambil langkah antisipatif guna mencegah gagal panen, atau yang dikenal dengan istilah "puso".

Di tengah kondisi tersebut, terdapat kabar baik bagi petani padi. Harga gabah kering panen (GKP) saat ini cenderung tinggi, berkisar antara Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram, meningkat dari periode sebelumnya yang hanya mencapai Rp6.200 hingga Rp6.300 per kilogram.

"Walaupun panen masih terbatas karena baru memasuki musim tanam, harga gabah yang tinggi menguntungkan para petani," ungkap I Komang Ngurah Arya Kusuma, Kabid Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, dikutip dari Tribunnews Bali.

Arya Kusuma menambahkan bahwa saat ini, luas lahan padi yang terpanen tidak lebih dari 40 persen dari total 6.500 hektare lahan pertanian di Jembrana. Proses panen padi baru akan mencapai puncaknya dalam tiga bulan ke depan, ketika panen raya dijadwalkan berlangsung.

Menyikapi kondisi cuaca yang tidak menentu, Arya Kusuma mengingatkan para petani untuk tetap waspada. Beberapa wilayah, seperti Kecamatan Melaya dan Negara, terutama di area pesisir, serta Desa Pangyangan dan Gumbrih di Kecamatan Pekutatan, berisiko tinggi terhadap kekeringan. Di sisi lain, Kecamatan Jembrana dan Mendoyo relatif masih aman.

Untuk menghadapi tantangan ini, Arya Kusuma menyarankan para petani agar melakukan langkah-langkah antisipatif. Di antaranya adalah mengatur sistem pengairan di Subak, menyiapkan pompa air sebagai solusi alternatif, serta menggunakan varietas padi yang tahan kekeringan.

"Diharapkan dengan langkah-langkah ini, para petani dapat meminimalisir dampak kekeringan dan tetap memperoleh hasil panen yang optimal," imbuhnya.

Editor : Adi Permana


Kolom Komentar

You must login to comment...