Saturday, 23 November 2024 09:27 WIB
PanganNews.id - Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional (KTNA) menegaskan komitmennya untuk mendukung ketahanan pangan Indonesia melalui kolaborasi dengan petani milenial. Dalam pertemuan yang berlangsung pada 16 November 2024 di Addrienta Farm, Cipanas, Cianjur, Jawa Barat, KTNA dan sejumlah organisasi pertanian lainnya sepakat untuk berperan aktif dalam program pemerintah yang bertujuan mewujudkan swasembada pangan dan energi.
Pertemuan yang dinamakan Mimbar Sarasehan ini dihadiri oleh berbagai pihak yang berpengaruh dalam dunia pertanian, termasuk Pemuda Tani KTNA, DPM/DPA, Ikamaja, P4S, P3SI, serta LSP Tanindo.
Fokus utama pertemuan adalah memanfaatkan potensi besar petani milenial untuk mendorong kemajuan sektor pertanian Indonesia, yang menjadi landasan ketahanan pangan nasional.
Ketua Umum KTNA, Yadi Sofyan Noor, menekankan pentingnya peran petani milenial dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks.
“Para petani, khususnya generasi muda milenial, harus terlibat aktif dalam mendukung program pemerintah. Kami siap urun rembug untuk mewujudkan langkah-langkah konkret yang diperlukan,” ungkapnya.
Menurut Sofyan, petani milenial yang memiliki akses lebih besar terhadap teknologi dan pendidikan tinggi akan membawa inovasi dalam dunia pertanian. Mereka tidak hanya bertani dengan cara tradisional, tetapi juga siap mengadopsi teknologi baru, seperti penggunaan energi terbarukan dan sistem irigasi modern, untuk mendukung hasil yang lebih optimal.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati beberapa poin strategis yang akan menjadi langkah nyata untuk mendukung program ketahanan pangan dan energi, antara lain :
1. Bersepakat mendukung program swasembada pangan dan energi.
2. Mendukung percepatan dan mempersingkat proses pengadaan pupuk subsidi.
3. Mendukung persiapan petani muda milenial sebagai tenaga potensial untuk mensukseskan program swasembada pangan.
4. Mendukung pemanfaatan sumber-sumber energi baru dan terbarukan untuk semua kegiatan yang berkaitan dengan produksi pertanian.
5. Mendukung pemanfaatan pompa air, perbaikan irigasi dan pembuatan irigasi baru untuk efisien penggunaan air pada saat musim kemarau atau musim el nino.
6. Mendukung Bulog sebagai lembaga langsung di bawah Presiden sebagai opteker produk-produk pangan petani. Untuk itu perlu tata niaga produksi pertanian dari hulu sampai hilir.
7. Mendukung kegiatan-kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) untuk peningkatan pengetahuan dan teknologi petani.
8. Dalam rangka peningkatan pengetahuan dan status profesi, KTNA Nasional telah membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP TANINDO) bekerjasama dengan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), untuk melatih petani pemimpin sebagai Penyuluh Swadaya sesuai dengan kompetensi dan status profesinya.
Sofyan menambahkan, salah satu kunci keberhasilan program ketahanan pangan Indonesia adalah memanfaatkan potensi besar dari petani milenial. Dengan menggabungkan semangat muda, pengetahuan, serta keahlian teknologi, generasi ini diharapkan dapat membawa sektor pertanian ke level yang lebih tinggi, lebih efisien, dan lebih produktif.
“Selanjutnya, kami akan berkoordinasi dengan Pak Menteri (Menteri Pertanian Andi Amran) untuk segera mengambil langkah-langkah strategis agar kesepakatan ini bisa segera direalisasikan,” tambah Sofyan.
Dalam kesempatan ini juga hadir Sandi Octa Susila, selaku ketua Duta Petani Milenial/Andalan Kementan RI. Ia berharap pemerintah dan semua stakeholder pertanian bisa terus bersinergi dalam memperkuat komitmen dengan membuka peluang bagi petani milenial untuk berperan aktif menciptakan sektor pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan, serta mewujudkan ketahanan pangan Indonesia ke depan. (*/Adv)
4 jam yang lalu
7 jam yang lalu
You must login to comment...
Be the first comment...