Thursday, 28 November 2024 11:46 WIB
Pangannews.id - Peneliti dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan berbagai produk pangan lokal sebagai upaya untuk mengatasi stunting, yang menjadi masalah kesehatan serius di Indonesia.
Kepala PRTPP BRIN, Satriyo Krido Wahono, menekankan pentingnya pengembangan produk pangan lokal untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat secara berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia di masing-masing daerah.
“Mengembangkan produk pangan lokal sangat penting dalam mengatasi stunting karena dapat memenuhi kebutuhan gizi secara berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada di daerah,” ujar Satriyo, dilansir dari Antara, Kamis (28/11/2024).
Satriyo menambahkan bahwa pengembangan pangan lokal juga memiliki manfaat ganda. Selain dapat membiasakan masyarakat untuk meningkatkan konsumsi makanan berbasis komoditas setempat, penggunaan pangan lokal turut memberikan nilai tambah dan pemberdayaan ekonomi lokal. Selain itu, hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pangan impor.
PRTPP BRIN telah mengembangkan berbagai produk pangan lokal yang berbahan dasar nabati, hewani, serta sumber daya laut. Dalam upaya menangani stunting, produk-produk tersebut kaya akan protein, terutama protein berbasis hewani, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
Tak hanya itu, produk pangan lokal ini juga diperkaya dengan mineral-mineral tertentu yang dapat meningkatkan daya serap gizi tubuh, seperti zat besi (Fe), seng (Zn), dan kalsium (Ca).
Salah satu contoh produk inovatif yang dikembangkan BRIN adalah biskuit Moringa yang terbuat dari daun kelor. Biskuit ini diperkaya dengan berbagai vitamin dan mineral yang dapat mendukung pemenuhan gizi anak-anak.
Selain itu, ada juga Purula (Peptida Unggul Rumput Laut), yang merupakan makanan fungsional berupa flake tabur. Purula diketahui dapat membantu mencegah anemia, yang merupakan salah satu penyebab utama stunting.
Selain upaya pengembangan pangan lokal, Indonesia juga berhasil menurunkan angka stunting sebesar 9,63 persen dalam lima tahun terakhir (2018-2023). Pemerintah Indonesia telah menetapkan enam tujuan strategis untuk mempercepat penurunan stunting, yang meliputi penurunan prevalensi stunting, peningkatan kualitas penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, serta peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) juga melaporkan bahwa hingga pertengahan tahun 2024, sebanyak 48,39 persen atau 4,2 juta keluarga dari total 8,6 juta keluarga berisiko stunting di Indonesia telah mendapat pendampingan untuk meningkatkan gizi dan pola hidup sehat.
Editor : Adi Permana
Saturday, 11 January 2025 08:38 WIB
Saturday, 04 January 2025 10:40 WIB
Wednesday, 01 January 2025 19:13 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...