Saturday, 04 January 2025 12:46 WIB
Pangannews.id - Inggris berhasil menjadi negara dengan energi listrik terbersih sepanjang tahun 2024, berkat pemanfaatan maksimal pembangkit listrik tenaga angin dan surya.
Tim peneliti Carbon Brief menggunakan data dari Departemen Keamanan Energi dan National Energy System Operator (NESO) untuk mengukur kontribusi berbagai sumber energi terhadap jaringan listrik di Inggris Raya.
Pencapaian ini didorong oleh upaya Inggris dalam mengurangi ketergantungannya pada bahan bakar fosil. Dalam satu dekade terakhir, negara ini telah mengurangi lebih dari separuh kontribusi listrik yang berasal dari batu bara dan gas, dengan menggantinya dengan energi terbarukan.
"Inggris telah menghentikan penggunaan batu bara dan kini hanya memperoleh kurang dari setengah listrik dari pembakaran bahan bakar fosil dibandingkan satu dekade lalu. Sementara pembangkitan energi terbarukan meningkat lebih dari dua kali lipat," kata para peneliti dalam laporan mereka, yang dipublikasikan pada Jumat (3/1/2025).
Penurunan Penggunaan Bahan Bakar Fosil
Menurut laporan tersebut, bahan bakar fosil kini hanya menyumbang 29 persen dari total listrik yang dihasilkan di Inggris pada 2024, yang merupakan pemakaian terendah dalam sejarah negara itu.
Sebaliknya, energi terbarukan, termasuk tenaga angin, surya, dan biomassa, telah mencakup 45 persen dari total pasokan listrik. Energi pembangkit nuklir menyumbang sekitar 13 persen.
Hasil dari transisi energi ini adalah penurunan drastis dalam intensitas karbon listrik. Pada 2024, setiap unit listrik yang dihasilkan hanya dikaitkan dengan 124 gram karbon dioksida, sebuah penurunan signifikan dibandingkan dengan 419 gram karbon dioksida per kilowatt jam (kWh) pada 2014.
Selain itu, energi terbarukan seperti angin, matahari, dan biomassa dari pelet kayu serta gas TPA menyumbang 45 persen dari total listrik yang dihasilkan di Inggris sepanjang tahun lalu. Secara keseluruhan, sumber energi rendah karbon mencapai 58 persen dari total pembangkit listrik di negara itu pada 2024.
Penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Batu Bara
Pencapaian terbesar dalam transisi energi Inggris adalah penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara terakhir, Ratcliffe-on-Soar di Nottinghamshire, pada September 2024.
Penutupan ini mengakhiri penggunaan pembakaran batu bara untuk pembangkit listrik selama 142 tahun, menjadikan Inggris sebagai negara pertama di G7 yang sepenuhnya menghentikan penggunaan tenaga batu bara. Langkah ini menjadikan listrik yang dihasilkan di Inggris sebagai yang terbersih di dunia.
Meskipun begitu, pembangkitan listrik berbahan bakar gas masih tetap menjadi sumber terbesar untuk suplai listrik di Inggris. Gas menyumbang 28 persen dari total listrik pada 2024, sedikit lebih banyak daripada energi dari angin yang menyumbang 26 persen.
Namun, peneliti mencatat bahwa angka tersebut belum memperhitungkan kontribusi besar dari pembangkit listrik dan pemanas gabungan di lokasi industri, yang masih menggunakan gas.
Menurut NESO, dengan target pemerintah untuk mencapai energi bersih pada 2030, intensitas karbon dari pembangkitan listrik di Inggris diperkirakan akan turun dua pertiga pada akhir dekade ini.
Jika pemerintah terus meningkatkan kapasitas energi angin, ada kemungkinan bahwa pada 2025, pembangkit tenaga angin akan menjadi sumber listrik terbesar di Inggris.
Peningkatan penggunaan energi terbarukan juga berdampak positif terhadap pengurangan emisi karbon dari sektor transportasi dan pemanas rumah tangga. Pada tahun 2024, mobil listrik menghasilkan emisi karbon yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan mobil berbahan bakar bensin.
Mobil bensin, misalnya, menghasilkan sekitar 2,7 ton karbon dioksida per tahun, sedangkan mobil listrik hanya menghasilkan 245 kg karbon dioksida, penurunan yang signifikan dibandingkan 830 kg pada tahun 2014.
Manfaat serupa juga terlihat pada pemakaian pompa panas di rumah tangga. Emisi karbon dioksida dari pemanas rumah tangga turun 84 persen, dari 1,4 ton pada 2014 menjadi hanya 0,4 ton pada 2024.
Dengan hasil ini, Inggris menunjukkan bahwa transisi menuju energi terbarukan tidak hanya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, tetapi juga memberikan dampak besar dalam pengurangan emisi karbon dioksida. Langkah ini diharapkan dapat menjadi model bagi negara lain dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mencapai target Net Zero.
Editor : Adi Permana
Friday, 24 January 2025 12:56 WIB
Sunday, 19 January 2025 11:50 WIB
Saturday, 11 January 2025 15:15 WIB
Thursday, 09 January 2025 15:09 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...