Ketersediaan Cabai Dan Bawang Merah, Aman Menghadapi Natal Dan Tahun Baru Di Kota Tarakan

Pangannews.id

Sabtu, 24 Desember 2022 09:27 WIB

news
Foto : Pemantauan Ketersediaan dan Harga Cabai dan Bawang Merah langsung ke Pasar Induk Gusher, Tarakan.

PanganNews.id Jakarta - Cuaca cerah di Kota Tarakan menyambut kehadiran Tim Pemantauan ketersediaan dan harga komoditas pertanian khususnya komoditas Cabai dan Bawang Merah. Kota ini dikenal sebagai kota “Sehati” di Provinsi Kalimantan Utara, sehati dalam artian sehati bekerja dan sehati dalam pencapaian Visi dan Misi dibidang pertanian. 

Langkah antisipasi Kementan khususnya Direktorat Jenderal Hortikultura untuk mengatasi kerawanan pangan jelang NATARU salah satunya adalah dengan melakukan pemantauan ketersediaan dan harga langsung ke pasar induk dan eceran di beberapa wilayah sentra pengembangan, salah satunya Kota Tarakan. Tim pemantauan bersama dengan Dinas setempat melakukan pemantauan ketersediaan dan harga Cabai dan Bawang Merah langsung ke Pasar Induk Gusher sebagai pasar terbesar di Kota Tarakan. Pedagang pada pasar ini mengambil produk pangan seperti bawang merah langsung di pelabuhan Malundung, sedangkan Cabai diambil langsung ke petani sehingga rantai pasok dapat diperpendek dari pedagang utama ke pedagang retail di Pasar Induk Gusher. “Kami selalu langsung membeli ke Petani dan harga selalu stabil” ujar Ibu Debora, salah satu pemilik lapak terbesar komoditas hortikutlura. Pernyataan ini dikuatkan oleh pedagang besar lainnya, yaitu Ibu Usman yang sehari-hari melayani pedagang-pedagang eceran lainnya.

 Informasi dari kedua pedagang besar ini bahwa menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2022, memang terjadi kenaikan harga namun tidak signifikan. Harga Bawang Merah (BM) berkisar Rp. 45.000, Cabe Merah Besar (CMB) Rp. 35.000, Cabe Merah Keriting (CMK) Rp. 37.000, Cabe Rawit Merah (CRM) Rp. 50.000, dan Bawang Putih (BP) Rp. 28.000. Harga ini masuk dalam katagori harga normal dan akan bergejolak jika harga sudah diatas Rp. 90.000 untuk CRM dan Rp. 50.000 untuk BM. Ketersediaan BM sangat tergantung dengan pasokan dari Enrekang Sulawesi Selatan, sedang kan cabai masih berasal dari dalam Kota Tarakan sendiri.

“Harga cabai dan bawang merah aman-aman saja”, ujar Bapak Sotir yang saat itu sedang membeli CMB di lapak Bu Usman untuk dijual kembali. Yang penting adalah kualitasnya, kalaupun ada sedikit perbedaan harga, itu tidak menjadi masalah, yang penting ada harga ada mutu, konsumen juga paham akan hal ini.

Petugas pasar dari Dinas Pertanian Kota Tarakan, Yeni menyampaikan bahwa di Kota Tarakan, komoditas yang dianggap sebagai komoditas penyebab inflasi justru adalah komoditas sayuran daun seperti Kangkung, Bayam dan Kubis. Sedangkan Cabai dan Bawang Merah, cenderung stabil dan aman ketersediaannya menghadapi Nataru.

Dirjen Hortikultura Prihasto Setyanto yang akrab dipanggil Anton, ditempat terpisah menyatakan bahwa ketersediaan Cabai dan Bawang Merah menghadapi NATARU, aman dan terkendali baik di wilayah Jawa maupun di Luar Jawa. Pengamanan ketersediaan ini dilakukan rutin oleh Ditjen Horti bekerjasama dengan Pemerintah setempat, khususnya mendekati Hari Besar Keagamaan Nasional. 

Pelapor

Novia Yosrini

Dina Martha S

Mira Afriati

Alisabella


Kolom Komentar

You must login to comment...