Friday, 27 December 2024 16:33 WIB
Pangannews.id - Universitas Diponegoro (Undip) siap bersinergi bersama pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan, yakni dengan mengoptimalkan potensi riset dan sumber daya di bidang kelautan dan perikanan.
Rektor Undip, Prof Suharnomo mengakui pentingnya sektor kelautan dan perikanan untuk mendukung program ketahanan pangan, serta penyediaan makan bergizi gratis yang menjadi program pemerintah.
Melalui Kampus Perikanan Undip Jepara, pihaknya menunjukkan keseriusan membangun sumber daya manusia unggul, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang tersebut.
“Kita punya potensi yang luar biasa dimiliki bangsa ini, baik itu untuk ketahanan pangan itu sendiri, maupun penyediaan sumber makan bergizi. Kampus kami ada banyak penelitian-penelitian, kemudian kita punya prodi teknologi dan bisnis perikanan kelautan,” kata Prof Suharnomo, saat kunjungan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono di Kampus Perikanan Undip di Jepara, Jawa Tengah, Jumat (27/12/24).
Sementara itu, Menteri Trenggono menyebut pentingnya sinergi dengan perguruan tinggi dalam mengoptimalkan potensi sektor kelautan dan perikanan, untuk mendukung tercapainya program prioritas swasembada pangan maupun pertumbuhan ekonomi 8 persen.
“Penelitian paling cepat itu di kampus. Kebetulan di Undip Jepara ini kampus perikanan. Ini lokasinya dekat dengan balai KKP di sini. Saya kira ini bisa sinergi dengan baik, sehingga kalau kaitannya dengan swasembada pangan khususnya dari sektor protein, saya yakin bisa,” kata Trenggono.
Program kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk mendukung pencapaian target swasembada pangan dan pertumbuhan ekonomi 8 persen, di antaranya merevitalisasi puluhan ribu tambak idle di Pantura Jawa untuk komoditas nila salin, melanjutkan pembangunan modeling lima komoditas unggulan ekspor, yakni udang, rumput laut, lobster, kepiting, dan nila salin.
KKP juga akan membangun modeling dan merevitalisasi tambak garam yang ada di sejumlah wilayah pesisir Pulau Jawa. Pemerintah memutuskan tidak mengimpor garam konsumsi di tahun depan, dan akan menghentikan impor garam industri di tahun 2027, sehingga produktivitas di dalam negeri harus ditingkatkan.
Selain pengembangan riset dan teknologi untuk peningkatan produksi produk kelautan dan perikanan, hal lain yang perlu menjadi perhatian adalah kondisi pesisir Pantura yang mengalami penumpukan sedimentasi dan banjir rob.
“Mengenai persoalan sedimentasi, banjir rob pasti perlu jalan keluar terbaik, dan salah satunya harus bekerja sama dengan kampus. Teman-teman bisa ikut melakukan penelitian, solusi terbaik seperti apa sehingga yang namanya banjir tahunan yang sudah berlangsung puluhan tahun, ke depan bisa benar-benar berubah,” ujarnya.
Editor : Adi Permana
18 jam yang lalu
20 jam yang lalu
Saturday, 08 February 2025 17:09 WIB
Friday, 07 February 2025 18:03 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...