Saturday, 21 September 2024 18:54 WIB
PanganNews.id - Burung Jalak itu telah pergi, Oleh M. Chairul Arifin, Purnabakti Kementan, Alumni Unair.
Waktu pelajaran SD di era tahun 1960 an dan bahkan sebelumnya, kerap kali guru SD kita dalam pelajaran biologi.menerangkan tentang arti dan pengertian simbiose dan macam serta contohnya. Satu hal yang selalu diingat oleh kita sampai sekarang adalah gambaran kerbau dan burung jalak hitam atau jalak kebo (Acridotheres javanicus) yang bertengger di atas bahu kerbau sebagai contoh symbiose mutualistis.
Burung jalak itu mematuk matuk kulit kerbau di punggungnya untuk makan kutu kerbau (caplak sebagai protein hewani) dan si kerbau diam saja merasa senang dengan kehadiran si burung jalak yang ada kalanya beramai ramai berebutan naik di punggung kerbau yang sedang merumput di padang pangonan dekat sawah dan sungai.
Menurut kajian Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Nusa Cendana Kupang (2021), telah diidentifikasi jenis caplak yang ada pada kerbau di Pasar Hewan Kabupaten Sumba Barat Daya yaitu jenis Haematopinus tuberculensis, Boophilus microplus dan Rhipicephalus sp infestasi caplak ini dapat menyebabkan irritasi, anemia dan bahkan menjadi vektor penyakit terjadinya anaplasmosis, babesiosis, rickettsia dan Q-fever serta penyakit lainnya yang menimbulkan kerugian penurunan berat badan kerbau.
Gambaran seperti itu bagi generasi X dan generasi Y milenial apalagi generasi Alpha sudah jarang melihat atau bahkan tidak pernah melihat dan menyaksikannya sendiri.
Artikel ini menggambarkan hubungan symbiose mutualistis yang pernah ada yang kemudian menghilang karena salah satu habitat speciesnya yaitu kerbau menurun terus populasinya di alam.
Menurun Terus
Pada abad ke 19, tepatnya tahun 1841kerbau di Jawa populasinya masih lebih tinggi dari sapi. Tercatat kerbau 1,476 juta ekor dan sapi 476 ribu ekor, sehingga ternak kerbau sering disebut de parrrel Van oost Indie, sang mutiara dari Hindia Timur karena fungsi pentingnya dalam usaha tani. 90 tahun kemudian populainya meningkat 2,146 juta ekor tetapi sapi sudah mulai melampauinya jadi 2,647 juta ekor. 150 tahun kemudiaan (1991) kerbau meningkat jadi 3,282 juta ekor tetapi populasi sapi sudah melejit 10,520 juta ekor.
Selama dasawarsa terakhir (data diambil dari Buku Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan) mulailah terjadi penurunan populasinya. Tahun 2000 populasinya sudah berada pada angka 1,999 juta ekor dan pada tahun 2010 menurun jadi 1,3 juta ekor. Periode tahun 2014- 2018 populasi masih bertahan dikisaran 1,3 juta ekor dan bukan tidak mungkin pada tahun tahun mendatang jumlahnya dapat menyusut terus jadi dibawah 1 juta ekor.
Akhirnya dapat diramalkan kerbau hanya akan berjumlah ribuan ekor di tahun 2045 kelak, dibeberapa tempat di Indonesia untuk menuju kepunahan kalau tidak ada tindakan yg tepat (endangered species) . Maka hilanglah contoh bagus symbiose mutualisme di alam nyata. Burung jalak pun entah menghilang kemana
Depok, Septemver 2024
M. Chairul Arifin
18 jam yang lalu
Tuesday, 08 July 2025 09:43 WIB
Saturday, 28 June 2025 15:20 WIB
Friday, 06 June 2025 08:25 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...