Hadapi Krisis Obesitas, China Mulai Resepkan Semaglutide untuk Penurun Berat Badan

Pers Pangannews

Saturday, 30 November 2024 18:33 WIB

news
Hadapi Krisis Obesitas, China Mulai Resepkan Semaglutide untuk Penurun Berat Badan. (Foto : China daily)

Pangannews.id - Li, seorang pria berusia 58 tahun dengan berat badan hampir 100 kg, kini menjadi salah satu pasien pertama di China yang mendapatkan resep Semaglutide untuk menurunkan berat badan.

Obat ini sebelumnya dikenal karena digunakan dalam pengobatan diabetes untuk mengatur kadar gula darah, namun kini hadir dalam bentuk baru sebagai Wegovy, obat penurun berat badan.

Dilansir dari Antara, semaglutide, yang telah dikenal luas dalam dunia medis, baru-baru ini menjadi bahan utama dalam Wegovy yang mulai dijual di pasar China pada November ini. Kehadirannya langsung menarik perhatian masyarakat, terutama bagi mereka yang berjuang dengan obesitas.

Li adalah salah satu dari banyak pasien yang berharap dapat merasakan manfaat dari obat ini. Ia sebelumnya telah menggunakan Semaglutide untuk pengelolaan diabetes dan kini mencoba obat yang sama untuk membantu menurunkan berat badan.

Menurut Dr. Wang Cunchuan, seorang dokter di Guangzhou, hanya sehari setelah peluncuran Wegovy, lebih dari 40 pasien datang untuk berkonsultasi dan membuat janji temu untuk mendapatkan pengobatan.

Data klinis menunjukkan bahwa Wegovy dapat membantu menurunkan berat badan sekitar 17 persen setelah 18 bulan pengobatan. Obat ini kini tersedia di rumah sakit dan beberapa platform e-commerce sebagai obat resep.

Sebagai bagian dari upaya pemerintah China untuk menangani obesitas, pengobatan dengan obat-obatan seperti Semaglutide telah menjadi salah satu pendekatan yang direkomendasikan dalam pedoman terbaru untuk diagnosis dan pengobatan obesitas.

Pedoman ini menyoroti perhatian serius yang diberikan China terhadap masalah obesitas, yang semakin meningkat di tengah pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Data resmi menunjukkan bahwa lebih dari separuh warga dewasa di China mengalami kelebihan berat badan atau obesitas pada tahun 2020, dan angka ini diperkirakan akan mencapai 65,3 persen pada tahun 2030.

Para ahli kesehatan memperingatkan bahwa meskipun obat seperti Wegovy menawarkan potensi besar, mereka bukanlah solusi instan. Pengobatan ini sebaiknya dikombinasikan dengan perubahan gaya hidup yang sehat, termasuk diet yang seimbang dan olahraga teratur.

"Obat-obatan bukanlah pengganti untuk gaya hidup sehat. Menggabungkan pengobatan dengan intervensi gaya hidup terbukti lebih efektif," ujar Dr. Luo Yingying dari Rumah Sakit Rakyat Universitas Peking, seperti dikutip dari Antara.

Obesitas memang telah terbukti sebagai faktor risiko utama bagi berbagai penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker.

Li Xiaoying, seorang pakar endokrinologi di Rumah Sakit Zhongshan, Fudan University, mengatakan bahwa dengan mengendalikan obesitas, banyak penyakit yang terkait dapat dicegah dan diobati dengan lebih efektif.

Kekhawatiran tentang obesitas yang semakin meluas mendorong pemerintah untuk mengambil langkah-langkah konkret. Kampanye nasional melawan obesitas pun sedang berjalan dengan baik, dengan banyak rumah sakit kini membuka klinik khusus manajemen berat badan. Selain itu, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat, industri kebugaran dan makanan sehat semakin berkembang di negara ini.

Meski demikian, beberapa ahli menekankan bahwa obat-obatan penurun berat badan tidak boleh dilihat sebagai solusi tunggal.

"Obat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien, bukan hanya untuk menurunkan berat badan. Yang paling penting adalah kesehatan secara keseluruhan," ujar Dr. Mu Yiming, seorang dokter di Rumah Sakit Umum PLA China.

Editor : Adi Permana


Kolom Komentar

You must login to comment...