Friday, 11 April 2025 17:10 WIB
Pangannews.id - Kenaikan signifikan harga biji pinang kering di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menjadi angin segar bagi para petani dan pelaku usaha lokal. Harga yang sebelumnya berada di angka Rp7 ribu per kilogram kini melonjak hingga Rp13 ribu per kilogram, atau naik sebesar 85 persen.
Bahkan di Medan, Sumatera Utara, harga biji pinang tercatat menyentuh Rp15 ribu per kilogram. Kondisi ini tidak lepas dari meningkatnya permintaan pasar, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Berdasarkan data perdagangan global, nilai impor pinang dunia pada tahun 2023 mencapai 358,7 juta dolar AS, dengan tren pertumbuhan lima tahunan mencapai 39 persen. Negara-negara seperti India, Iran, Bangladesh, Uni Emirat Arab, dan Vietnam menjadi tujuan utama ekspor komoditas ini.
"Sejak awal Ramadhan 1446 Hijriah, harga mulai merangkak naik dan memberi harapan baru bagi petani. Sebelumnya, banyak pohon pinang ditebang karena harga jual yang tidak menguntungkan," ujar Khaidir, pemilik UD Bijasa dan pengusaha pengepul biji pinang di Blangpidie, seperti dikutip dari Antara, Kamis (10/4/2025).
Khaidir menyebut, dalam tiga tahun terakhir, kiriman biji pinang dari Abdya ke Medan bisa mencapai 40–50 ton per minggu. Namun akibat rendahnya harga saat itu, produksi menurun drastis. Kini, dengan permintaan yang terus meningkat dan harga yang membaik, para petani mulai kembali mengelola lahan pinang mereka.
Permintaan tinggi tidak hanya datang dari pasar lokal seperti Medan, tetapi juga dari luar negeri. Indonesia sendiri saat ini tercatat sebagai eksportir pinang terbesar di dunia, menyuplai hingga 35 persen kebutuhan pasar global, berdasarkan data Kementerian Perdagangan yang dirilis melalui portal indonesia.go.id tahun 2024.
Biji pinang kering memiliki banyak manfaat dan kegunaan di berbagai sektor. Di bidang industri, pinang digunakan sebagai bahan baku kosmetik, permen, dan pewarna alami untuk kain. Sementara di sektor farmasi, pinang dimanfaatkan karena kandungan antioksidannya yang tinggi, serta sebagai bahan campuran obat disentri, obat cacing, dan obat kumur.
Secara tradisional, buah pinang juga dikenal sebagai bahan untuk menjaga kesehatan mulut saat dikunyah bersama daun sirih dan bahan lainnya.
"Kami kembali optimis menjadikan komoditas ini sebagai andalan ekonomi. Tren positif ini harus dijaga dengan produksi berkelanjutan dan dukungan dari pemerintah," tambah Khaidir.
Dengan pasar global yang terus tumbuh dan harga jual yang menguntungkan, biji pinang berpeluang besar menjadi primadona baru sektor pertanian di Aceh dan daerah lainnya di Indonesia.
Editor : Adi Permana
16 jam yang lalu
Wednesday, 09 July 2025 19:17 WIB
Wednesday, 09 July 2025 17:54 WIB
Wednesday, 09 July 2025 15:44 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...