Friday, 13 September 2024 14:56 WIB
Pangannews.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, mengemukakan ide inovatif untuk memanfaatkan minyak jelantah atau used cooking oil sebagai bahan bakar alternatif dalam industri aviasi. Ide ini dilatarbelakangi oleh praktik serupa yang sudah diterapkan di negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Dalam sebuah postingan di akun Instagramnya, Luhut menjelaskan, “Pernahkah terpikirkan bahwa minyak jelantah dapat menjadi bahan bakar untuk industri aviasi? Hal ini ternyata sudah lumrah dilakukan di beberapa negara tetangga kita, seperti Malaysia dan Singapura.”
Indonesia sendiri memiliki potensi stok minyak jelantah yang mencapai hingga 1 juta liter per tahun, namun sayangnya, 95% dari jumlah tersebut diekspor ke luar negeri. Melihat potensi ini, Luhut memimpin Rapat Rancangan Peta Jalan dan Rencana Aksi Nasional Pengembangan Industri Sustainable Aviation Fuel (SAF) di Indonesia, dengan tujuan memanfaatkan minyak jelantah sebagai sumber bahan bakar alternatif.
Menurut data dari The International Air Transport Association (IATA), Indonesia diprediksi akan menjadi pasar aviasi terbesar keempat di dunia dalam beberapa dekade mendatang, dengan kebutuhan bahan bakar diperkirakan mencapai 7.500 ton liter hingga tahun 2030. Untuk itu, pengembangan SAF dianggap sebagai langkah strategis untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Luhut juga menyoroti langkah-langkah konkret yang sudah diambil, seperti uji coba statis SAF oleh Pertamina, yang telah menunjukkan keberhasilan dalam penggunaan bahan bakar tersebut pada mesin jet CFM56-7B.
"Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi sudah melakukan uji coba statis yang sukses dari SAF, untuk digunakan pada mesin jet CFM56-7B. Hal ini membuktikan bahwa produk mereka layak digunakan pada pesawat komersil," tutur Luhut, seperti dikutip dari CNBC Indonesia.
Dia menambahkan bahwa pemanfaatan SAF dalam industri aviasi tidak hanya dapat menciptakan keuntungan ekonomi hingga Rp 12 triliun per tahun, tetapi juga membuka peluang investasi dari sektor swasta dan BUMN.
“Penciptaan nilai ekonomi melalui kapasitas produksi kilang-kilang biofuel Pertamina, diestimasikan bahwa penjualan SAF secara domestik dan ekspor dapat menciptakan keuntungan lebih dari Rp 12 triliun per tahunnya,” tandasnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya memberikan solusi bagi kebutuhan bahan bakar aviasi yang semakin meningkat tetapi juga berkontribusi pada pengembangan ekonomi berkelanjutan di Indonesia.
Wednesday, 18 September 2024 15:47 WIB
Wednesday, 18 September 2024 15:17 WIB
Tuesday, 17 September 2024 17:00 WIB
Friday, 13 September 2024 15:15 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...