Friday, 13 September 2024 15:15 WIB
Pangannews.id - Ekstrak ikan yang diolah menjadi susu bisa menjadi solusi inovatif untuk meningkatkan asupan protein pada anak-anak yang tidak menyukai rasa daging ikan. Hal itu diungkap Guru Besar Gizi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Makassar, Prof. dr. Agussalim Bukhari M.Clin.Med Ph.D Sp.GK Subs.KM, dalam diskusi daring yang berlangsung pada Jumat (13/9/24).
“Perubahan bentuk produk ini adalah hal lama; bagaimana mengubah produk dari bentuk naturalnya yang kurang disukai, seperti ikan karena rasanya yang amis, menjadi produk lain yang lebih diterima, seperti serbuk yang diseduh menjadi susu, lebih tepatnya sari ikan,” kata Prof. Agus.
Menurut Prof. Agus, sari ikan yang diolah menjadi susu bubuk merupakan alternatif yang menarik untuk mengatasi kendala rasa amis ikan yang sering kali tidak disukai oleh anak-anak. Ikan, yang banyak ditemukan di perairan tawar dan laut, menyediakan bahan baku yang melimpah dan mudah diakses.
Berbagai jenis ikan dapat diubah menjadi ekstrak ikan berbentuk susu bubuk, termasuk ikan gabus dan lele yang kaya akan albumin, serta salmon dan ikan teri yang mengandung omega-3 tinggi serta lemak sehat.
Prof. Agus menekankan bahwa susu ikan menawarkan beberapa keuntungan dibandingkan susu sapi, salah satunya adalah kandungan omega-3 yang bermanfaat untuk pertumbuhan otak dan kesehatan jantung.
“Baik susu sapi maupun susu ikan sama-sama mengandung protein yang baik, namun susu ikan memiliki keunggulan tambahan yang tidak banyak terdapat pada susu sapi, yaitu kandungan omega-3 yang penting untuk perkembangan otak, kesehatan jantung, dan memiliki sifat anti-inflamasi,” jelasnya.
Selain itu, susu ikan juga menjadi pilihan bagi anak-anak yang intoleran terhadap laktosa, karena susu ikan umumnya rendah laktosa. Prof. Agus menjelaskan bahwa meskipun susu ikan mengandung protein, vitamin, dan mineral, proses pembuatan seperti pasteurisasi dapat mengurangi kandungan gizi hingga 50%. Oleh karena itu, konsumsi susu ikan harus diimbangi dengan sayur dan buah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi secara lengkap.
Proses fortifikasi juga diperlukan untuk menambahkan vitamin dan mineral yang mungkin hilang selama proses pembuatan. “Teknologi farmasi saat ini memungkinkan penambahan omega-3 pada susu sapi, dan juga memungkinkan penghilangan bahan yang berbahaya,” ujar Prof. Agus.
Prof. Agus menyarankan bahwa jika ikan segar tersedia di sekitar tempat tinggal, konsumsilah ikan segar karena kandungan nutrisi dalam bentuk alami masih utuh. Namun, susu ikan dapat menjadi alternatif berharga bagi mereka yang sulit mendapatkan akses ke daging ikan atau mencari pilihan yang lebih terjangkau daripada susu sapi.
Inovasi ini menawarkan solusi praktis dan bergizi untuk meningkatkan asupan protein pada anak-anak, sambil tetap mempertimbangkan keberagaman dan ketersediaan sumber makanan.
Wednesday, 02 October 2024 18:01 WIB
Monday, 23 September 2024 12:05 WIB
Wednesday, 18 September 2024 15:47 WIB
Wednesday, 18 September 2024 15:17 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...