Tuesday, 24 June 2025 20:54 WIB
Pangannews.id - Di tengah dominasi komoditas global seperti gandum, jagung, dan kedelai, Indonesia diam-diam mencatat pencapaian besar di sektor hortikultura, yakni terong.
Menurut data terbaru dari FAO dan World Population Review tahun 2023–2024, Indonesia kini berada di peringkat lima besar negara penghasil terong terbesar di dunia, berdampingan dengan India dan China.
Dengan total produksi mencapai 500 ribu ton per tahun, Indonesia berhasil mengungguli beberapa negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Thailand, bahkan melampaui sebagian negara Eropa.
Meski masih jauh dibanding India yang memproduksi lebih dari 12 juta ton per tahun, angka tersebut tetap mengesankan karena sebagian besar terong Indonesia dihasilkan dari lahan pertanian skala kecil milik petani rakyat, bukan industri besar.
Terong memiliki tempat istimewa di dapur Indonesia. Bisa digoreng, dibakar, ditumis, atau dicampur sambal, terong tampil dalam berbagai bentuk dan warna, yakni ungu, hijau, hingga putih. Dari sambal terong di Jawa hingga balado khas Minang, tanaman ini menjadi bagian dari tradisi kuliner yang kuat.
Namun bukan hanya Indonesia yang menjadikan terong sebagai ikon masakan. Di India, terong diolah menjadi baingan bharta, sedangkan di China, terong dimasak dengan saus bawang hitam.
Di Turki, bahkan ada hidangan populer bernama imam bayıldı yang secara harfiah berarti "imam pingsan karena terlalu enak".
Yang menarik, secara ilmiah, terong digolongkan sebagai buah, bukan sayur, karena tumbuh dari bunga dan mengandung biji. Terong juga kaya antioksidan, terutama nasunin yang terdapat di kulitnya, dan berperan penting dalam melindungi sel tubuh dari kerusakan oksidatif.
Meski Indonesia memiliki keberagaman varietas terong dan posisi produksi yang kuat, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk ekspor atau branding nasional.
Berbeda dengan India yang telah menetapkan beberapa jenis terong sebagai produk dengan indikasi geografis (GI), Indonesia masih belum menaruh perhatian khusus terhadap nilai strategis tanaman ini.
Padahal, dalam konteks diplomasi kuliner dan penguatan ketahanan pangan, terong bisa menjadi simbol penting dari keberagaman pangan lokal Indonesia. Di tengah krisis iklim dan tekanan pangan global, tanaman tropis seperti terong, yang mudah tumbuh dan adaptif, berpotensi menjadi andalan ekspor dan daya tawar Indonesia di pasar global.
Langkah selanjutnya adalah pengembangan bibit unggul, strategi hilirisasi produk terong, dan penguatan branding hortikultura Indonesia
Editor : Adi Permana
Wednesday, 09 July 2025 21:05 WIB
Wednesday, 09 July 2025 20:41 WIB
Wednesday, 09 July 2025 19:37 WIB
Wednesday, 09 July 2025 18:02 WIB
You must login to comment...
Be the first comment...